Jumat, 26 September 2014

Konflik Orang Tua & Anak, Sudah Biasa

Kadang, ada gugusan kata-kata yang terlalu mudah untuk dihambur-hamburkan tanpa berfikir apa yang akan terjadi setelah itu, banyak mereka yang terlepas.

Kadangkala juga terlalu banyak dan rumitnya hanya untuk menyampaikan kalimat-kalimat yang membuncah didada yang memenuh sesakkan pikiran. Ketika terucap, entah mungkin salah penyampaian, salah susunan kata, si pendengar seperti tidak terima, langsung memotong pembicaraan, menyimpulkan sekenanya semaunya, mungkin marah, tersinggung, tanpa mau mendengarkan penjelasan selanjutnya.

Mungkin begitulah, konflik antara orang tua dan anak yang sering terjadi di kalangan kita, bahkan termasuk penulis sendiri, Terkadang orang tua memiliki jalan pikiran yang berbeda dengan anaknya, begitupun kami sebagai anak yang juga memiliki jalan pikiran yang tak sejalan dengan orang tua kami. Banyak konflik terjadi hanya tersulut oleh hal-hal kecil, hal-hal yang harusnya tidak menjadi besar, hal-hal yang hanya diakibatkan sebuah kesalahpahaman kecil. Rasa ego masing-masing pihak yang susah dicairkan pun turut menjadikan kerumitan dalam memecahkan masing-masing rasa.

Biar bagaimanapun kita sebagai anak akan tetap kalah, percuma membela diri, Orang tua lebih tahu. Meski kau ingin membela diri, meski kau ingin menyampaikan maksud yang bukan seperti yang ditangkap oleh orang tua, meski kau berusaha menjelaskannya lagi. Orang tua lebih tua, kau hanya anak kecil ingusan yang masih hijau yang belum puas makan asam garam pahitnya kehidupan dunia.titik.



Maafkan aku ma, maafkan aku yah.
Inilah anakmu dan segala kekurangannya, inilah anakmu dengan segala kapasitasnya. Inilah anakmu yang mungkin sampai detik ini masih belum bisa menjadi seperti yang kalian harapkan. Inilah anakmu yang takkan pernah mampu membalas jasa kebaikanmu. Inilah anakmu yang dalam diamnya, diam-diam mendoakan agar kalian selalu sehat, panjang umur, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Inilah anakmu yang masih sangat-sangat membutuhkan kalian. Inilah anakmu yang ingin membuktikan bahwa diri ini bisa sukses dan membahagiakan kalian kelak.

Mungkin aku terkadang egois, mungkin aku terkadang tidak mau mendengarkan apa yang kalian ucapkan, iya aku sudah dewasa tapi tidak cukup dewasa, masih labil. Mungkin juga terkadang aku melanggar kata-katamu ma, yah. Tapi.. tapi.. percayalah. I love you so so so much mom dad. :*

Dada ini semakin sesak saja rasanya, bulir-bulir air mata jatuh karena tak tahu lagi harus bercerita pada siapa, bahkan pada kalian para pembaca setiaku. Kadang hanya aku dan diriku yang mampu menterjemahkan apa yang kurasa. Terlalu rumit untuk diungkap, karena yang terjadi tak sekedar ini, karena yang dialami tak sesimple sebuah tulisan.  Terima kasih, selamat malam. :')

Kamis, 14 Agustus 2014

The Wish from Them to My Birthday

August, 14th 1995 on 07.25 PM
A baby girl was born, named Nur Indah Permatasari.

And today, August, 14th 2014, i'm still alive and get my 19 years old.
I'm so happy and thankfull to God.

The unforgettable moment, i invite some best friend to celebrate my day, and unbelievable, they bring me delicious chocolate cakes beside my mom give me also a "Kue Lapis". ( Nanti kita bahas di postingan berikutnya yaaaa tentang mereka )




Also, best friends and best buddies one by one send their wish to me, they pray the best for me via social media, and sms also BBM.

Of course i never wanna forget them, whatever it is only a word, and only a sentences, i take a picture to memorize their wish. Hoping God will fulfilled it.

Now, let's see several from them who remember my birthday and also my important friends. ^_^







Continue..



Again from my twins, hhaha we borned in the same place and in the same date. She just older than me for hours.


And then from my family...







And continue to other best friends too...









Actually there is still too much wish from other friends to me, but it is impossible to me to write it all in here. hehehehe but THANK YOU SO MUCH ALL. Muach :*



Get Older Get Better, 19 Years Old

Hello (again) August, 14th 2014 :)

Alhamdulillah, pagi ini dapat kuhirup lagi aroma pagi yang masih dingin dilapisi embun dan semburat cahaya mentari pagi yang baru akan terjaga. Hari ini usia ku sudah bertambah satu tahun lagi, 19 tahun sudah menjejaki bumi, sungguh tidak terasa. :)

Selamatan kecil-kecilan dan ucapan serta doa dari teman-teman pun mengalir berdatangan ( akan dibahas di postingan berikutnya ). Terima kasih semuanya, aminnn aminnn :)


Terima kasih yang paling utama kepada-Mu Ya Allah untuk kemurahan hati mu masih memberikan aku nafas kehidupan, kesehatan lahir dan batin, keluarga yang lengkap, dan kebahagiaan yang utuh.

Setahun lalu, umur 18 kuakui umur yang terberat bagiku selama hidup ini. Banyak guncangan-guncangan disana. Mulai dari susahnya masuk universitas, gagalnya tes-tes yang diikuti, sampai-sampai mama yang sakit selama setahun belakangan ini, sungguh terlalu berat untuk diceritakan. Rasanya tak ingin lagi terulang. Namun, banyak kupetik hikmah yang ditorehkan Allah dibalik semua kisah itu.

Dan semakin mendekati detik-detik pertambahan umur, mama semakin pulih dan perlahan membaik. Sungguh kebahagiaan terasa utuh kembali.

Kini di tengah malam yang sunyi ini, di detik-detik terakhir hari lahirku ini, aku memanjatkan doa kepada Sang Illahi.

Ya Allah, panjangkan lah umur kedua orang tua ku dan adikku, sehatkan lah selalu mereka, murahkan lah rezeki mereka. Bantulah aku menjadi seorang anak yang nanti mampu mengukir senyum di wajah mereka, yang membanggakan, yang sesuai seperti apa yang mereka harapkan. Aku tak ingin mengecewakan mereka. 

Ya Allah, terima kasih juga engkau telah mengirimkan aku sahabat-sahabat yang terbaik, yang selalu menemani dikala aku sedang susah, sejatinya teman memang seperti itu, mereka rela berkorban waktu dan tenaga untukku. Ah salut, rasanya aku pun belum mampu berbuat seperti mereka jika ada sahabat yang kesusahan.

Ya Allah, di umur ke-19 ini, akan ada banyak rintangan hidup yang berbeda hadir di setiap detik, menit, jam ku. Bantu aku melewatinya dengan baik. 

Happy Birthday Nur Indah Permatasari. ^_^
GET OLDER GET BETTER !




Rabu, 21 Mei 2014

Kau, Sosok Misteriusku

Dalam malam-malam yang menyelimuti ku dalam dingin.
Kini tak sedingin sunyi lagi kala sebuah sosok menghiasi ruanganku dengan hangatnya.
Anggap saja ia pelita, menerangiku.

Untukmu sosok yang kuanggap misterius hingga detik ini.
Yang wajahmu kutahu hanya dari gambar-gambar tak bergerak yang terpampang di dalam profil akun media sosialmu.
Yang suaramu saja ku tak tau seperti apa.
Yang tak pernah kuketahui bagaimana mimik wajahmu saat ini, sorot matamu juga seperti apa entahlah.
Berapa tinggimu, bagaimana aroma parfummu.
Ah, aku hanya bisa berkhayal disini, mereka-reka, mengira-ngira.
Rasa penasaran yang membuncah membuat sebuah cerita unik terangkai.

Hidup juga terlalu sinematik untuk di terjemahkan. 
Bagaimana bisa kita pernah berada disuatu tempat yang sama, lalu terpisah untuk waktu yang lama, lalu kita bertemu lagi disini, ditempat se-maya ini, dengan begitu akrabnya, seperti merangkai jejak-jejak kisah kita yang pernah hilang waktu itu. Memastikan bahwa kita pernah berada di tempat yang benar-benar dekat.

Kau seperti tinggal dibenua yang jauh, namun kita disini ternyata hanya terpisah oleh jalanan dan deretan rumah.Bisa saja kita bertemu dimanapun, ditempat tak terduga sekalipun.
Untukmu sosok maya yang nyata.
Untukmu yang mampu menjadikan sangat nyata bagaimana jemari yang menjadi mulut untuk berbicara dan mata sebagai telinga yang mendengar.

Biarlah aku menganggap bahwa layar komputer maupun layar handphone ku sebagai wajahmu. 
Menganggap bahwa menatap fotomu seperti menatap matamu, tegak lurus dihadapanku.

Karena kini kau telah menjadikan malam sebagai waktu yang paling aku tunggu-tunggu, waktu dimana kita saling bercerita. Mengurai hari ini, melepaskan segala ion negatif dan positif yang ditangkap oleh masing-masing radar milik kau dan aku. Ada banyak keseimbangan yang kutemui disana, membuat nya menjadi lebih baik.

Aku bisa lupa akan lelahku hari ini, aku bisa lupa bahwa ada masalah yang sedang aku hadapi dalam hidup ini. Aku, ah terima kasih ya. :)

Dan biar saja semua bergulir mengikuti ekor waktu, akan jadi apa cerita kita nantinya, itu urusan Tuhan saja lah. ^_^


Abstraksi Rasa Pedih

Merdunya gesekan sayap jangkrik mengalun merdu merangkul gelap yang menyelimuti malam ini. Yang kurasa hening, yang kurasa sunyi, yang kurasa kini hanya dingin yang menyelimuti raga ini, mungkin tidak lama lagi bisa membeku.

Aku tak tahu mengapa, dalam setiap helaan nafas yang kuhembuskan, aku merasakan sakit yang teramat dalam. Pedih dan pilu seperti menusuk-nusuk bagian terdalam dari paru-paruku. Sakit yang kurasakan bukanlah sakit sebenar-benarnya raga. Namun lebih kepada sebuah keambivalenan.

Entah, dalam setiap malam-malam yang hadir, aku selalu berharap bahwa mentari pagi yang menjemputku esok akan membawakan ku sejuta cerita bahagia yang mengukir senyum utuh diwajahku maupun di hatiku. Tapi tetap saja, diantara semua tawa yang berhasil ku petik, ada sesuatu yang tetap mengganjal. Setahun belakangan ini, Tuhan sepertinya mengujiku dengan sengaja merangkai benang-benang rapuh untuk hidupku.



Teman-teman, pernahkah engkau membayangkan jika udara dingin malam terus menyapu wajahmu yang terus berharap bahwa cahaya sang surya akan menghangatkan segalanya ? Pernahkan teman-teman merasa hidup ini telah sampai pada titik terjenuhnya ? Titik paling lelah dalam menghadapi suatu ujian, pernahkah ? Titik dimana rasa jenuh, rasa jengah, membuncah melewati nadi dan kepalamu. Ingin mengungkapkan segalanya pada langit, namun mulut sudah tak mampu lagi menampung seberapa banyak yang akan disuarakan. Hanya peluh yang menetes berbarengan dengan air mata membasahi kulit. 

Ada sesuatu yang hilang, ada kebahagiaan yang kini sedang terselimuti kabut abu-abu. Entah sampai kapan akan kembali seperti semula. Bumiku terasa benar-benar rapuh sebagian sejak hari itu. Tangan yang menengadah ke atas tak henti-hentinya mengucap doa, namun kesabaran lebih menekankan pada kata sabar yang sesungguhnya, sabar yang tanpa batas kecuali kau yang membatasinya.

Hidup ini terlalu lucu, telah banyak hal yang kukorbankan walau letih walau lelah melanda. Karena kalau bukan aku, siapa lagi yang mampu menjalankan segalanya ? Beban yang menggantung sudah bertambah dua kali lipat. Kini dalam tak berdayanya kaki ini untuk melangkah, dalam lemahnya tubuh yang rapuh, segalanya benar-benar terasa sakit, lumpuh. Aku ternyata sendiri, aku ternyata harus mandiri, aku ternyata adalah pion didalam permainan ini. Aku harus kuat kan ?

Biarlah, biar.
Cukup aku yang rasa dan Tuhan saja yang tahu betapa sesungguhnya pedih hati ini.
Biar Tuhan yang memulai, biar Tuhan yang menyudahi.
Mereka tak perlu tahu, biar saja mereka menerka-nerka.
Hanya yang benar-benar memahami yang akan mengerti.


Sabtu, 12 April 2014

Pembacaan Puisi ku, "Inilah Hidup"




Puisi telah lama menjadi bagian hidup aku, tapi aku hanya bermain dibalik layar saja, aku hanya seorang penulis puisi, ah aku hanya amatiran, aku hanya mencoba mengungkapkan apa yang kurasa melalui riak kata dalam sebuah puisi, semua kisah hidup yang biasa orang tuliskan dalam buku diary, aku wujudkan dalam bentuk puisi.

Sudah beberapa kali puisiku juga selalu dimuat di koran Pontianak Post.

Hari ini aku tersadar, wujud apresiasi sastra harusnya tak hanya mampu membuat namun juga harus bisa membacakannya untuk publik, apa salahnya kita menghargai puisi ciptaan kita sendiri dengan memberinya sebuah nyawa dengan dibacakan?

Jujur, aku baru belajar membaca puisi, dan semoga teman-teman suka.

Silakan tinggalkan komentar atau kritik yang membangun disini, terimakasih. :)

Selasa, 25 Maret 2014

Menulis Puisi Menghidupkanku Kembali

Yaayy..

Detik ini saya merasa bahwa ada bagian mati, eh tidak, bagian koma pada diri saya yang sudah hidup kembali. Nyawa yang sempat hilang, eh tidak, hanya kabur melayang-layang di samudera kehidupan telah kembali pulang mengisi hari, mewarnai jiwa.

Minggu, 23 Maret 2014.
Harian Pontianak Post, tempatku biasa menyelipkan karya-karya sederhana berupa puisi telah menerbitkan lagi karya-karyaku setelah sekian lama aku vakum mungkin setahunan, dua buah puisi pertama yang ku buat di tahun 2014 dua minggu sebelum puisi itu diterbitkan di koran. Sama sekali tak menyangka, padahal terasa seperti memulai dari awal lagi.

Puisi adalah ekspresi jiwa, ungkapan-ungkapan idiom yang mudah dibaca namun menimbulkan persepsi yang berbeda-beda untuk setiap jiwa yang membacanya. Membuat dari hati akan menyentuh hati yang membacanya. Kini aku kembali.

Puisi yang dimuat sekaligus dua-duanya, bahkan salah satunya di beri background spesial sama koran Pontianak Post-nya, ah bahagianya. :)


"Kisah Kecil dari Hujan & Waktuku untuk Mencinta"

Semoga puisi-puisi lain bisa diterbitkan lagi,
Upahnya memang gak seberapa, tapi siapa yang tidak suka dihargai ?
Itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. :)


Kamis, 20 Maret 2014

Pelan-Pelan Saja

Kutemukan sebuah rangkaian benang untuk merangkai kisah lucu malam ini, benang itu hidup, ingin dirajut menjadi sebuah cerita. Dan setelah dengan baik hati aku mengabulkan keinginannya, benang itu pun bercerita....

Beginilah kisahnya :

"Lantunan musik melow menemani perjalanan malam ini.

Ku tahu kamu pasti rasa, Apa yang ku rasa. Ku tahu cepat atau lambat, Kamu kan mengerti...
Lirik lagu Kotak - Pelan-pelan Saja bagian awalnya begitu menggugah hati.

Ehm, Kusadari kodratku sebagai manusia biasa, hanyalah makhluk tak sempurna yang kadang susah mengurai rasa dengan kata-kata. Apalagi untuk mengatakan hal-hal rumit langsung didepan wajahmu, melalui tulisan pun rasanya tangan ini terlalu berat...

Terkadang sebuah "R A S A" muncul dengan dramatis. maksudnya, kisah yang terjadi saat menghasilkan rasa.. Begini, pernahkan kamu merasa ada sesuatu yang aneh dengan perasaanmu saat melihat seseorang atau sesuatu ? Hanya 2 yang muncul, suka atau benci. atau rasa-rasa yang mendekat ke-kedua itu.

Begitulah, ketika rasa suka muncul, kau pasti akan berusaha mencari tau segala hal tentang sesuatu tersebut, kau berjuang, tak peduli tenagamu habis, hingga kau mendapatkan kepuasanmu akan hal itu.

Ah, ini rasa ternyata hanya tertitip sebentar saja oleh Tuhan, tiba-tiba datar, entah karena halangan dari sesuatuku, atau karena responmu yang berlebihan tentang ini dan membuatku takut.

Ahahaha, lucu. Perlu kau tau bahwa Kami masih seperti nelayan, menebar jaring mencari ikan. Kami masih senang menyukai dalam batas admire, masih mengagumi saja, tak ingin memiliki dan dimiliki. Alasannya? tak lain karena tantangan hidup kami belum selesai. Tak ada kan orang yang sedang balapan mobil atau sedang bertanding bola berleha-leha sebelum pertandingan usai ? Dan semua orang berharap menang kan ? INI PRINSIP HIDUP, TAK MUNGKIN DAPAT DIGANGGU GUGAT GAGAT GEGOT !

Hati bila dipaksakan, Pasti takkan baik. Pantasnya kamu mencintai, Yang juga cintai dirimu, Cuma kamu...
Lirik lagu berlanjut.

Ini hati, punya masa lalu. Sesungguhnya punya kenangan yang masih menari-nari sampai hari ini, tentu ada yang tak bisa dilupakan sekalipun kau berusaha mengganti posisi itu. P E R C U M A, itu hanya akan membuatmu berjuang sendiri, ah aku tak tegaaaa....

Aku.. tak berharap kau meletakkan aku menjadi yang spesial. Jika sudah terlanjur lebih baik kau ubah saja peletakan itu.
Aku.. takut kau jatuh terlalu dalam, makanya kini aku berusaha bangunkan kau pelan-pelan supaya kau tak terkejut, supaya nyawa mu bisa kembali dengan damai ke kehidupan nyatamu.
Aku.. ingin mundur.
Aku. . . . .
Ah, semoga kau peka, SAHABATKU.

Makanya, jangan mau bermain api jika tak mau mendulang asap. Jangan mau berperang jika tak ingin terluka, jangan menembus hutan terlarang jika tak ingin bertemu siluman manusia berbadan kuda, dan jangan menonton film horor jikalau kau takut dengan hantu"

Ouch, jarum dari rajutan benang itu mengenai tanganku, ternyata aku tertidur saat merajut benang biru itu, ternyata benang itu sudah selesai bercerita dan berujung kusut. Ckckck.. kasihan.. :D

Sekian cerita abstrak kamis malam ini,
jika mengerti anggukkan kepala,
jika tak mengerti maka diam-diam saja,
jika paham maka resapilah. :)




Rabu, 19 Maret 2014

Antara Remaja, Cinta, Hidup dan Kita

Selamat malam wahai kau aroma kehidupan yang nafasnya masih dapat kunaik-turunkan didalam diafragma dadaku...

Gejolak hidup seperti roller coaster terus berjalan menghantam kerikil, batu, maupun pelangi.

Takdir hidup memang tak bisa diubah, namun nasib bisa.

Hari ini aku berdiri dibawah matahari yang berbeda dengan 5 atau 10 tahun yang lalu. Matahari yang menyongsong kedewasaan usia. Matahari yang memaksa kita untuk tumbuh besar.

Jadi orang (hampir) dewasa itu menyenangkan, namun sepertinya tantangan hidup semakin berat saja. Tetap bisa bermain dengan teman namun terasa tak imut-imut lagi, Tetap bisa menghisap lollipop namun tak terlihat polos lagi. Sudah dewasa kata orang.

Ohoh, kita masih disebut remaja.
Masa pencarian jati diri katanya.
Eh kebanyakan juga bilang masa pencarian cinta, cinta-cintaan, cinta kera, cinta rasa coklat stroberi vanila.
Masa-masa yang tak boleh dianggap serius.

Ternyata akan datang masa setelah (remaja) ini, masa dimana tingkat pemikiran semakin matang, cieelaah, Dewasa nih ceritanya. Tua lu, tua...

Ibu dan Ayah hanya memberi kode saja, rambu-rambu jalan, ke kanan atau ke kiri, ke atas atau ke bawah. Celakanya, kau dipastikan tak akan mendapat hidayah jika melanggar perkataan mereka. Orang tua itu wali Tuhan, bung. Jika ingin hidup selamat, patuhilah mereka. Toh untuk mengangguk tak membutuhkan energi sebanyak mengeleng-gelengkan kepala, kan?

Orang tua tau dan mengerti bahwa masa-masa seperti kita sekarang adalah masa yang mejadikan "cinta" sebagai topik paling hangat, lucu, dan membahagiakan. Masing-masing ingin membanggakan love story nya, dari yang cuma naksir diam-diam bego sampai yang berani nyatain, dari yang cuma pdkt untuk iseng, dari yang cuma tebar jaring lalu kabur, dari yang sok-sok cinta sejati pas putus jadi musuh sejati, dari yang galau makan bantal gigit kasur, duh macam-macam.. -_-

Namun lucu, diantara sekian banyak cinta-cintaan, pasti ada (satu) cinta yang terasa bijak, terasa dewasa. Tapi mohon maaf saja ini remaja, menanggapi dengan serius, ya seriusnya remaja, anak kemarin sore, daun hijau di pucuk pohon, masih bercinta dengan kera. Hei padahal kita sudah diambang batas tahap remaja akhir, sudah hampir dewasa. Sudah juga harusnya memikirkan keseriusan. Tetapi ingat, dewasa bukan diukur dengan umur.

Sampai pada akhirnya dari obrolan lepas kami, burung-burung bijak mengungkap kata yang pernah mereka ucapkan untuk sebuah cinta (rumit) yang dihadapi nya yang mungkin ada yang sedang sama dengan kita. kan love story nya gak melulu yang indah-indah aja, seindah pahanya cabe-cabean dalam camera360. uuu...

"cinta memang bisa datang kapan saja, dimana saja, dan dari siapa saja. Namun kita masih terlalu muda untuk menetapkan satu bintang pada satu malam. Pun belum saatnya. Mama papa masih larang, bukan tak boleh, bukan mereka tak suka, mereka hanya terlalu sayang sama kita, tak ingin dibiarkannya kita gagal sebelum sukses, tak sedikit cerita orang gagal karena suka bermain cinta. Memang kata orang cinta bisa bikin semangat, iya bagi yang mampu mengendalikan, tapi kebanyakan (remaja) kebablalasan, lupa tujuan hidup sesungguhnya, lupa bahwa kita harus jadi "seseorang" nantinya."

"Hidup bukan cinta melulu, bukan berarti cinta tak dibutuhkan dalam hidup, nanti kering pula hati. Namun bercinta bisa ditunda kan? Bukankah meraih cinta ketika kau sudah menyandang gelar yang baik, finansial yang cukup, atau sudah mengukir senyum orang tua itu lebih baik? Itukan yang disebut matang? Setidaknya menjauhkan kehidupan dari kata sengsara lah."

"Kadang mulut ini terlalu berat untuk mengatakannya langsung didepan wajahmu yang terlalu rupawan itu, bibir ini kaku menatap matamu yang hangat, tajam dan menyenangkan itu, sosok yang membuat aku seperti menemukan rumah. Sesungguhnya aku takut melukai hatimu yang rapuh. Aku, ada rasa yang aneh sejak hari itu. Aku, kehilangan satu kepribadianku sejak hari itu. Aku mulai gelisah, aku takut. Aku telah melanggar batas-batas. Aku ingin menghindari, bukan karena kubenci. Aku tau itu kamu, aku ingin tapi aku sadar kita salah waktu."

"Kamu boleh saja menunggu, menetapkan hati, tapi hati juga buatan Tuhan, dibolak balik siapa yang tau, lebih baik kau bebaskan hati, terbang kemana saja kau suka tak apa, toh jodoh pasti bertemu untuk hati yang dipilih, bukan hati yang memilih. Jangan pernah memastikan sesuatu sebelum kau tau apa yang akan terjadi."

"Eh, kita sahabatan aja ya, aku ingin begini bukan berarti aku menolak kamu serta merta, cuma aku terlalu sayang, aku terlalu takut kehilangan kamu, aku terlalu sulit untuk berjauhan denganmu, kamu yang selalu menemani hari-hari. Makanya jangan hadirkan cinta disini, itu hanya akan merusak, uh, kebanyakan mereka hanya diawal yang indah, memulai indah tetapi tak diakhiri dengan indah juga. nanti jadi semakin rusak. Akhirnya nanti jika pisah maka kita akan berjauhan, saling hilang, berusaha lupa, bahkan membenci, akan muncul rasa tak enak, tak nyaman, kebanyakan begitu. Makanya aku takut, sayang. Hanya sebelum terlalu jauh kau jatuh nantinya, akan susah membangunkanmu :( . Hahaha, tak akan pernah ada mantan sahabat, itu yang membahagiakan, bahkan sampai akhir hayat."

Kring..kring..
Alarm malam berbunyi.
Saatnya kau arungi nyenyak tidur malam ini wahai remaja-remaja yang suka mengedepankan galau. Jangan takut kehabisan stok cinta selama reproduksi masih berlangsung. Hahahaha..

Sebelum tidur jangan lupa berdoa, ah ya doaku, aku ingin kembali kecil, biar lucu, biar santai, biar beban hidup belum terlalu berat, biar belum tau apa itu cinta kera. Tapi aku tau, itu  hanya khayal, hari dewasa pasti datang. Cinta kera pasti akan berubah. Namun sebelum masa itu datang, izinkan aku jadi seperti yang ku mau, mengejar kebebasan, melukis senyum di wajah orang tua, menghargai kerja keras mereka menyekolahkan kita agar sukses, mengedepankan visi misi hidup. Cinta kera cuma godaan, sejenis narkoba. Hidup cuma sekali, sekali kau jatuh maka luka tak akan sembuh. Hidup cuma sekali, ketika kau memilih untuk lurus maka jalanmu akan benar.

Sekian saja coretan abstrak malam ini.
Jika mengerti anggukkan kepala, jika tidak diam-diam saja, jika paham maka resapilah.
Dibalik kata-kata tak jelas tersimpan makna, tersampaikan atau tidak, urusan anda.
Terimakasih. :)


Sabtu, 15 Februari 2014

Mencari Telinga Tuhan

Ketika kau berdoa dan belum juga terkabulkan, ketika kau diuji dan kau merasa sudah tak mampu namun ujian itu masih saja berlangsung...

Sigh, nafas dalam yang kutarik ini menghembus dengan berat. Seberat beban hidup yang hanya aku dan Tuhan yang tau, beban hidup yang kamu dan mereka tidak tau kadarnya, beban hidup yang selalu kututupi dengan seulas senyum di bibir setiap hari.

Yah, kemana lagi aku mampu mengadukan segalanya kalau bukan kepada Tuhan. Namun, sepertinya doa yang satu itu belum juga dikabulkan oleh Tuhan. Hampir putus asa bisa. Ingin rasanya kucari telinga Tuhan, ingin kubisikkan doa ini untuk yang kesekian kalinya, tolong ijabah doaku Tuhan...

Apakah mungkin Tuhan sedang lelah? apakah mungkin Tuhan sedang tidak ingin diganggu? apakah mungkin Tuhan sedang malas untuk mengabulkan permintaanku?

Hahaha, tawa ini sudah sulit untuk lepas dengan normal.

Entah sampai kapan harus begini.

Tapi, bukan hidup namanya bung kalau tidak ada cobaan.

Hidup yang sesungguhnya ya ini, dimana tak semua keinginan bisa terkabulkan semudah kau meminta ayahmu atau ibu membelikanmu setangkai permen alpenliebe.

Selamat malam.


Selasa, 07 Januari 2014

Happy Birthday 7 Years Old, Aza

Today, January 7th 2014.

I remember the time on 7 years ago at January 7th 2007, my little sister was born, a little cute girl.
My parents give her name as Haafizoh Rahmati Jahroo, and called Aza.

And today, she is 7 years old.
How fast time growing, bringing a baby girl as a kid now. She is not a baby anymore. :')


Hei dear, always be my cutie, my sweet sister.
Wish you all the best. :*


And i just make a little birthday cake surprise for you, also the the cat ear headband hihihi ^_^
Eat as much birthday cake as you can, but just for today !


Sincerely : Your Sister, Indah.

Puisi dari Seorang Sahabat

Ada seorang sahabat yang mengirimkanku 3 buah puisi, dia menyuruhku membacanya satu persatu. Aku mengerti maksud puisi yang pertama dan kedua. Dan puisi ketiga ini, katanya sih untukku. Dan yang paling kusuka memang puisi yang terakhir ini, tanpa judul.

Aku sudah minta izin padanya untuk memposting di blog biru ku ini.
Beginilah isi puisi tersebut :

Berbagi cerita dibawah tenda kecil Riuh perbincangan membahan memecah sunyi Gelak tawa semakin bingar ku dengar Dan telingaku semakin pengar Segelas kopi menjadi candu Bertiga berbicara tentang rindu Berkali-kali ku angkat dan ku teguk Rasa kopi ini masih sama Hanya perlahan pahit ini semakin terasa Langit kosong berbicara masa lalu Cahaya bulan ranum mengiringi detik yang berlalu Ada rindu yang terkurung bejana waktu Ada cinta yang tertanam didasar jiwa Terlalu dini untuk menangis Terlalu dini untuk merasakan sedih Berusaha dan berjanji akan lebih baik dikemudian hari Lalu cari dimana dia berdiri menunggu

Made by : FS


Bagaimana menurut kalian tentang puisi ini?
^_^