Selasa, 26 Januari 2016

Adventure ke Bukit Ambawang di Rasau Jaya

Wah, sudah lama sekali rasanya aku tidak mengunjungi blog ku ini dan menulis-nulis ria. Memang, semenjak negara api menyerang, dunia menjadi sedikit berubah... Sehingga membuat blog ini sedikit usang dan berdebu. Jikalau melihat postingan-postingan yang ada beberapa waktu lalu di blog ini, terlihat melankolis dengan tulisan-tulisan berdasarkan isi hati. Hahahha...
Hari ini, Indah kembali hadir, dengan bahasan yang berbeda.

Hobi foto-foto sana sini bikin hobi wara-wiri semakin menjadi-jadi saja.
Dan, kali ini aku akan menceritakan pengalamanku kemarin saat pergi melakukan adventure ke Rasau Jaya, Kalimantan Barat, Indonesia pada 24 Januari 2016.

                                                                  Photo by : Ajie Arief

Aku dan Ayahku bertolak dari Pontianak sekitar pukul 08.00 pagi menuju Rasau Jaya menggunakan kendaraan motor. Tujuan utama kami adalah bukit Ambawang yang hits dibicarakan oleh teman-teman tentang keindahan pemandangan yang bisa dilihat bila kita mendaki bukitnya.

Selama ini, banyak orag yang belum mengetahui dengan pasti lokasi dan keberadaan si bukit kece ini. Bahkan ada beberapa teman yang baru tahu kalau di Rasau itu ada bukit. Waduh... selama ini juga, belum ada yang memposting berita tentang akses ke bukit ambawang ini secara detil. Semoga informasiku ini bisa membantu teman-teman.

Bukit Ambawang sendiri adalah lokasi wisata hiking yang banyak diminati para pecinta alam di Kal-Bar, kebanyakan mereka datang dari Pontianak. Bukit Ambawang tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 400 mdpl, tetapi meskipun begitu, katanya di puncak bukit ini juga sering diselimuti kabut tebal. Di balik bukit ini juga terdapat air terjun Bujang Bahar (menurut saya lebih tepat disebut air pancuran), karena menurut salah seorang teman yang sudah pernah nyampai ke sana, aliran airnya memang sangat kecil dan tidak membentuk kolam di bawahnya. Tetapi, sensasi kesegaran air nya, tetap menyejukkan. Hehehehe....

Kami pun sampai di Rasau Jaya sekitar pukul 09.00. Selanjutnya, kami harus menyebrang sungai. Pada saat pergi itu, kami menyebrang menggunakan feri. Feri tersebut berjalan pukul 10.00, sehingga kami harus menunggu lagi, sambil menunggu, aku berfoto-foto saja sambil mengabadikan pemandangan cantik di seberang Rasau.

                                                                       Selfie di atas Feri

                                                         Pemandangan bukit di seberang

Setelah menyebrang sekitar 5 menit, kami pun turun ke seberang. saat di persimpangan ke kubu, kami belok ke kanan untuk menuju ke arah jalan perkebunan sawit. Sebenarnya, lewat penyebrangan kapal klotok bintang mas lah yang sangat disarankan karena dari penyebrangan itu, kita bisa langsung dapat jalan ke arah menuju perkebunan sawit tersebut. Tak jauh dari penyebrangan bintang mas, kita ambil sedikit ke kanan, jalan tanah kuning yang besar.


Ikuti terus jalanan tanah kuning yang panjang ini, di kiri-kanan menghampar lautan pohon sawit, ada banyak simpang jalan-jalan kecil, tapi tidak usah dipedulikan, tetap ikuti saja terus jalanan sawit ini. sekitar 20 menitan yah tergantung laju kendaraan teman-teman, maka akan sampai di perempatan jalan, yang mana di arah kiri ada plang tulisan "Air Putih". Maka, berbeloklah ke sana, jangan lurus terus, karena akan tersesat sampai ke Bukit Natai. kemarin, aku dan ayah tersesat hingga ke kaki bukit natai, sempat berfoto-foto terlebih dahulu, kemudian memutuskan untuk berbalik arah lagi, menuju desa Air Putih.

Tersesat di kaki bukit Natai


                                                          Plang tulisan Desa Air Putih

Sekitaran kebun sawit ini memang sedikit membuat bingung perjalanan karena setiap gang tidak ada namanya, harus pandai-pandai bertanya kepada orang-orang yang lewat. Setelah masuk jalan ini, ikuti terus jalanan besarnya hingga ujung, maka akan menemukan perempatan lagi, ada petunjuk, ke bukit Ambawang belok ke kanan. 

Disini kalian juga akan mengalami kebingungan karena ada banyak simpang kiri kanan yang membingungkan. tapi tidak usah dipedulikan, hitung saja hingga menemukan 5 pertigaan, kemudian ada pondok hujan, maka disarankan berbelok ke kanan, karena bila lurus, jalanan becek.


Nanti setelah itu, berbelok lagi ke kiri, ketika menemukan pertigaan lagi, ambil lurus saja, tak lama setelah itu, maka perkampungan warga di kaki bukit ambawang pun sudah nampak. Ikuti saja jalanannya, hingga kalian menemukan gapura bertuliskan "Wisata Air Terjun" seperti ini :


Wisata ini dikelola secara sederhana oleh warga setempat. Biaya masuknya, 1 orang 5 ribu, biaya parkir motor nya 10 ribu per motor. Baru-baru ini, jalanan untuk menanjak ke bukit telah dibuatkan undakan-undakan alias bertangga-tangga sehingga sedikit mempermudah kaki untuk mendaki walaupun tetap capek, karena semakin ke atas semakin curam dan licin karena sedang musim hujan. Hehehe..



Jujur ini merupakan pengalaman pertama aku mendaki bukit, tetapi bukan yang pertama untuk Ayah. Kemarin hari sudah siang, pukul 13.00 saat memulai mendaki, separuh jalan, aku melihat ada anak yang jatuh terguling dari atas karena turun bukit sambil bergurau-gurau. untung saja dia hanya mengalami sedikit luka di lengannya. Hal itu membuat jantungku semakin takut saja, dengan rute jalan yang sudah semakin curam, akhirnya aku memutuskan untuk mengajak Ayahku turun saja. Ayah hanya tertawa sambil sedikit mengejekku. Semoga lain waktu nanti ada kesempatan lagi dan mental serta fisikku lebih kuat lagi untuk menaklukkan bukit Ambawang ini. Because, actually i'm still curious. 

Dari ketinggian kira-kira 250 meter di atas permukaan laut saja, rasanya sudah tinggi diatas awan. melihat pemandangan sawah dan barisan kebun sawit yang terhampar hijau serta langit yang terasa dekat, membuat aku merasa sangat bersyukur atas nikmat Allah yang memberikan alam yang begitu indah ini. Walau capek, tapi semua itu dibayar dengan pengalaman baru yang tak tergantikan untuk hidupku. hahaha....



Pukul setengah 3 sore kami pun sudah sampai lagi di kaki bukit Ambawang dan bertolak untuk pulang. Saatnya merasakan sensasi menaiki motor klotok, kami pulang melalui penyebrangan motor klotok Bintang Mas, tarifnya juga sangat murah, hanya 5 ribu per motor. Setelah barisan motor penuh, motor klotok pun berlayar hingga ke seberang.....



Untuk lebih jelasnya, silakan menonton video yang sudah saya unggah ini, semoga teman-teman suka. tapi maafkan keamatiran videonya, hehehe.



Oke teman-teman.
Sampai jumpa pada trip dan adventure berikutnya.
Tetap explore dan jangan lupa jaga lingkungan. ^_^